Jangan Meremehkan Sesak Napas Pada Bayi Baru Lahir

Eventratio diaphragmatica merupakan kelainan yang terjadi pada otot diaphragma. Otot ini merupakan sekat antara rongga dada dan rongga perut yang merupakan salah satu alat untuk bernapas.

Semestinya, disaat seseorang mengambil napas, otot diaphragma akan bergerak turun, atau sebaliknya bila mengeluarkan nafas akan bergerak naik. Pada kasis eventratio diaphragmatica gerajan tadi jadi terbalik, yang seharusnya bergerak naik ketika menarik napas, malah bergerak turun, dan sebaliknya, sehingga terjadi gerakan otot yang semaunya. Kelainan tersebut terjadi karenan otot daphragma lemah atau mengalami paralisis alias kelumpuhan. Paralisis selanjutnya berpengaruh pada perkembangan paru-paru. Paru-paru jjadi sukar berkembang yang kemudian menyebabkan si anak kesulitan bernapas.

Secara klinis, kelainan ini dapat dilihat dari gejala sesak napas yang dialami seorang bayi begitu ia baru lahir. Gejalanya dapat tampak ringan, sedang, atau berat. Meski mulanya sesak napas yang dialami keliahat ringan, bukan tak mungkin sesak napas yang lebih berat baru muncul saat usa si bayi semakin bertambah, misalkan setelah ia berusia dua minggu.

Untuk mengatasinya, si bayi dapat dibantu dengan alat pernapasan, jika kelainannya bersifat ringan. Penyakit ini dapat disembuhkan dalam dua bulan, bila kadarnya termasuk sesak napas yang ”sedang”. Dengan bantuan alat yang diberikan dengan tekanan-tekanan tertentu dapat membantu proses kesembuhan si bayi. Tapi, kalau kian lama gangguan pernapasan makin memburuk, maka diperlukan tindakan operasi. Setelah dilakukan operasi, kondisi si bayi berangsur membaik, maka bayi tersebut akan tumbuh normal seperti bayi pada umumnya, sebab gerakan sekat atau diaphragmanya sudah kembali normal.

Meski kelainan ini bertalian dengan pernapasan, penyebabnya bukan berasal dari luar seperti kebiasaan ibu merokok. Tetapi biasanya karenan trauma lahir, diantaranya pada kelahiran letak sungsang . Sebab dalam proses kelahiran sungsang, pada saat menarik kepala bayi, dapat terjadi trauma pada salah satu sarag yang melalui leher ke diaphragma. Saraf ini kemudian jadi lemah dan akan mempengaruhi lemah kuatnya persarafan pada dinding diaphragma. Biasanya yang terkana adalah diaphragma sebelah kiri. Kendati demikian, dapat dikatakan tidak semua kasus kelahiran sungsang akan mengalami kejadian seperti ini. Kasus ”eventratio diaphragmatica” jarang terjadi. Biasanya hanya suatu kebetulan saja.

3 Responses to Jangan Meremehkan Sesak Napas Pada Bayi Baru Lahir

  1. artikel yang sangat bagus untuk pencerahan ilmu.
    anak saya yang kedua, pada saat umurnya baru 2 minggu sudah masuk ruang NICU karena sesak napas dan gatal-gatal. kondisinya sangat menyedihkan saat itu, sehingga harus di rawat inap selama 1 minggu di ruang NICU tersebut.
    yaahhh….masih ditolong Tuhan sehingga alhamdulillah kini umurnya sudah 2,6 tahun sehat wal’afiat.

    • anak saya baru lahir di usia kehamilan 38 minggu melalui sesar. dengan berat 2,8 kg dan panjangnya48cm. namun setelah di lahirkan dia tapak susah sekali bernafas dikarnakan sesak nafas. setelah d mandikan langsung saja di larikan keruangan incubator. sudah 3hari ini dia brada di ruang incubator denga nafas yang di bantu oleh selang oxygen .kata dokter siii… di suruh rujuk ke RS lain untuk melakukan tindakan yang lebih bagus. namun saya dengan istri saya tidak mampu dengan jumlah biayanya yang begitu banyak sekali.
      untuk para dokter yang membaca ini tolong beri tau saya kalau ada cara lain untuk mengatasi penyebap sesak nafas anak saya ini sungguh saya tidak tega melihatnya.
      terimakasihh………. di tunggu untuk pemberitahuannya.

      • rina says:

        sekarang ini bagaimana kesehatan anak bpk wahyu? apakah sudah sehat? Bagaimana caranya?
        Anak saya juga mengalami hal yg sama.

Tinggalkan komentar